Minggu, 18 Januari 2015

Hasan al-Basri

Suatu ketika Hasan al-Basri berjumpa dengan 3 orang anak muda yang sedang tertawa bahkan kadangkala terbahak-bahak. Lalu ia-pun bertanya kepada mereka:

Hasan al-Basri: Apakah kalian tahu apa yang akan terjadi pada kalian esok ?

3 anak muda: Tidak

Hasan al-Basri: Apakah kalian tahu bagaimana rasanya sakratul maut yang akan kalian hadapi nanti ?

3 anak muda: Tidak

Hasan al-Basri: Apakah kalian tahu fitnah apa yang akan terjadi di masa hidup ataupun mati kalian, dan apa yang akan kalian lakukan untuk menghadapinya ?

3 anak muda: Tidak

Hasan al-Basri: Apakah kalian tahu bagaimana kalian menjawab pertanyaan Malaikat Munkar & Nakir di alam kubur nanti ?

3 anak muda: Tidak

Apakah kaliah tahu bagaimana dahsyatnya huru hara hari pembalasan nanti ?

3 anak muda: Tidak

Hasan al-Basri: Dan ketika hari perhitungan dimulai, kalian berdiri di depan mizan/timbangan amal kalian; apakah kalian tahu kalian masuk ke golongan yang mana ? orang-orang yang beruntungkah ? atau orang-orang yang merugi ?

3 anak muda: Tidak, kami tidak tahu

Hasan al-Basri: Jadi, mengapa kalian masih bisa tertawa terbahak-bahak sedangkan di depan kalian telah menanti hal-hal dahsyat dan mengerikan yang kalian sendiri belum tahu apa yang akan menimpa kalian ...?

Ketiga anak muda itupun menangis setelah mendengar penjelasan Hasan al-Basri.

Hassan al-basri:-
" Orang yang menyadari bahwa dia pasti akan menemui mati dan selalu ingat bahwa kiamat itu telah dijanjikan-Nya, serta dirinya pastilah akan dimintai pertanggungjawaban atas segala yang ia lakukan di setiap nafasnya maka pastilah ia akan banyak sekali menangis dan lupa untuk tertawa".

Memandang Hidup dari Lobang Jarum


Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu
alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Bagaimanakah jadinya, apabila kita memandang hidup seperti melihat lobang jarum?

Ungkapan dari bahasa Arab
"Tsaqbulibrah" (lobang jarum). Bisa kita membayangkan, betapa picik dan sempitnya dunia ini, apabila seseorang melihat dunia yang luas ini dari lobang jarum yang kecil itu.

Bagaimana, sampai bisa terjadi sikap seseorang semacam ini, apakah tanda-tandanya?

Tanda-tandanya, gampang saja. Dia merasa pendapatnya sajalah yang benar (pendapat tanpa argument, atau dalil, tentu yang dimaksudkan disini, kalau sudah ada dalil dari AlQuran dan Assunnah, tentu bukan pendapatnya yang dikemukakannya, tetapi dari Allah SWT dan RasulNya).
Dan tidak memahami/memandang pendapat orang lain disekitarnya yang mana apabila pendapat sekitarnya juga berdalil AlQuran dan Assunnah juga, dia masih saja tetap bersikeras, bahwa apa yang dikatakannya, itulah yang benar.

Tentu tidak salah, apabila seseorang mengatakan dia benar, sepanjang semua itu berasal dari AlQuran dan hadits, karena bagaimanapun Kebenaran itu datangnya dari Allah SWT , maka janganlah kamu menjadi orang-orang yang ragu akan kebenaran tersebut.

Yang sulit, dan yang salah, adalah mereka tak memiliki dalil, kecuali memakai akalnya saja, bersikeras dengan pendapatnya tersebut, dia merasa, dia benar. Orang semacam inilah yang bisa dikatakan memandang hidup hanya dari lobang jarum yang kecil.
Hanya memakai kasat matanya saja.

Dia berjalan bagaikan kereta api yang tidak berhenti,(kecuali dihalte). Tak memandang kanan kirinya, jalan terus dengan perjalanan relnya, tak mau tahu, apakah ada manusia yang akan ditabraknya didepan rel tersebut, dia akan tetap jalan sesuai dengan relnya

Cobalah kita letakkan jarum kecil itu di jemari kita, kemudian, kita mencoba melihat sesuatu diluar sana dari lobang tersebut, apakah yang terlihat oleh kita, seberapa besar dan jauhkah pandangan mata kita melihat dari lobang jarum tersebut. Paling-paling yang terlihat gelap gulita, bintik kecil.

Nah, semacam itulah hidup manusia, apabila dia memandang kehidupan ini, begitu sempit, sehingga ia akan gampang putus asa, resah dan gelisah, gelap, seakan tak ada cahaya matahari yang akan menyinarinya dalam kegelapannya itu. Memiliki problema sedikit saja dalam kehidupan sudah down, putus asa, menyalahkan orang disekelilingnya, orang lainlah penyebab kegagalan dalam hidupnya, orang lainlah yang menyebabkan dia begini dan begitu. Selalu melemparkan kesalahan dimuka orang lain, tanpa pernah mau mengoreksi diri sendiri, ada apa, dan kenapa. Bahkan tak jarang su'udzhan (buruk sangka) dengan manusia lainnya, apalagi dengan Allah SWT, dengan menyalahkan takdirnya yang buruk itu.

Mungkin, ini jugalah yang dikatakan pepatah orang tua zaman dahulu kala : Dunia tak selebar daun kelor.

Dunia ini akan luas apabila cara dan arah pandang kita juga luas, dan dia akan serasa sempit, apabila cara dan arah memandang kita juga sempit. Oleh karena itu, jangan pernah memandang hidup ini dari lobang jarum semata, tetapi pergunakanlah mata nyata, mata hati, akal, nurani, telinga, dan yang terpenting adalah selalulah menyadari ada yang memperhatikan kita diatas sana, yakni Allah Subhanahu Wata'ala.


"Sebaik-baik manusia, adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lainnya".

Wasssalamu'alaikum. 

Berlari Menuju Allah


Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...

Dalam hubungannya dengan Tuhan, ada tiga macam “berlari”.
Pertama, berlari menuju All
ah—inilah pelarian orang-orang beruntung;
kedua, berlari dari All
ah—inilah pelarian orang-orang celaka;
ketiga, berlari dari All
ah menuju Allah—inilah pelarian para pencinta Tuhan.

Pernah seorang pemuda mendatangi Rasulullah saw. dengan muka yang menahan malu dan berkata, “Ya Rasulullah, celakalah daku!” “Apa yang telah engkau lakukan?” jawab Rasul. “Dosaku teramat besar, ya Rasul, dan tidak mungkin Alloh mengampuniku.” “Apakah dosamu seluas sahara?” “Tidak, ya Rasulullah, bahkan dosaku lebih luas dari itu.” “Apakah dosamu setinggi Gunung Uhud?” “Tidak, ya Rasulullah, bahkan dosaku lebih tinggi dari itu!” Apakah dosamu sebesar bumi?” Tidak, ya Rasulullah, bahkan dosaku lebih besar dari itu!” “Apakah dosamu lebih besar daripada langit dan bumi? Ketahuilah, wahai pemuda, sesungguhnya ampunan Alloh lebih luas dari semua yang ada, baik di bumi dan di langit.”

Apa yang Anda rasakan setelah menyimak hadis di atas? Ada kejujuran atas kekeliruan. Ada getar optimisme. Ada getar kasih Ilahi. Dalam perjalanan hidup kita, hawa nafsu sering kali menghempaskan kita dari bukit kesucian. Berkali-kali kita mencoba mendaki, namun berkali-kali kita terhempas. Itulah pergulatan hidup. Tapi, manusia tak hanya berpotensi berbuat salah, tetapi juga dikaruniai kemampuan untuk belajar dan memungut hikmah dari kesalahan-kesalahannya. Sabda Nabi, “Setiap manusia adalah pendosa, dan sebaik-baiknya pendosa adalah orang yang selalu bertobat.” (HR al-Tirmidzi).

Quran menggambarkan bagaimana manusia, bahkan manusia pilihan Tuhan, tumbuh dari kesalahan-kesalahan masa lampau. Nabi Ibrahim menemukan agama tauhid melalui suatu runtutan upaya yang keliru (QS 6: 75–82); Nabi Musa melakukan pembunuhan yang tak disengaja tetapi lalu menyesali dan mengambil pelajaran darinya (QS 28: 15–19); Nabi Daud diajari suatu pelajaran penting yang menyadarkannya akan kesalahannya di masa lampau (QS 38: 21–26). Beberapa kali Alloh mengkritik Nabi Muhammad yang secara tegas dimaksudkan sebagai penjelasan kepada beliau dan umatnya.

Tuhan mengingatkan ihwal bahaya dosa dan kesalahan kita, tapi juga menjelaskan bahwa jika kita menyadari kesalahan kita, bertobat, dan beriman serta berbuat baik, Tuhan akan mengubah amal-amal destruktif yang kita lakukan menjadi menguntungkan. “Bertobatlah kalian semua kepada Alloh wahai orang beriman agar kalian beruntung.” (QS al-Nûr: 31). Tuhan berjanji bakal menghapus semua akibat buruk dosa kita. Bukan itu saja. Tuhan juga akan mengganti seluruh keburukan kita dengan kebaikan. Tuhan akan menggantikan ketakutan dengan rasa damai, kefakiran dengan kecukupan, kebodohan dengan pengetahuan, kesesatan dengan petunjuk: ...kecuali orang yang bertobat dan beramal saleh, maka mereka akan Alloh gantikan keburukannya dengan kebaikan. Adalah Alloh Maha Pengampun dan Maha Penyayang. (QS al-Furqân: 70).

Jadi, yang kita butuhkan adalah kejujuran terhadap diri sendiri. Keberanian untuk mengakui kekeliruan kita. Kendati Tuhan berhak langsung menghukum segala dosa kita, tapi Dia selalu menanti hamba-hamba-Nya yang mau melabuhkan perahunya pada tepian lautan kasih-sayang-Nya. Alloh Swt. berfirman: “Sekiranya Alloh menyiksa manusia karena apa yang mereka lakukan, tentu tidak akan tinggal di punggung bumi satu makhluk pun (yang hidup); tetapi Alloh menangguhkan mereka sampai ke waktu yang ditentukan. Maka apabila datang waktunya maka sesungguhnya Alloh selalu mengawasi hamba-hamba-Nya.” (Q.S. al-Fathir: 45).

Menurut Syekh Tosun, ada rahasia dalam tindakan-Nya menangguhkan hukuman dan memaafkan dosa. Dalam mengajarkan kita bahwa api neraka itu ada, Dia mengajarkan kepada kita bahwa ada banyak jalan untuk menyelamatkan diri. Hal itu tak ubahnya seperti pengumuman tuan rumah yang kaya, dermawan, dan pemurah, yang menyatakan, “Pintu-pintu rumah kami terbuka, meja-meja kami sudah ditata. Orang yang mendapat undangan ini dipersilakan datang, dan kami tidak mencerca orang yang tidak datang ke pesta kami”.

Masihkah ada alasan untuk kita tidak bersyukur? Simaklah sapaan mesra All
ah Yang Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya yang berdosa:

“Katakan, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang sudah melewati batas dalam berbuat dosa. Janganlah kalian putus asa dari kasih sayang All
ah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa seluruhnya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Kembalilah kalian kepada Tuhanmu, berserah dirilah kepadanya, sebelum datang kepada kalian azab kemudian kalian tidak lagi dapat membela diri.’” (QS al-Zumar: 53–54)

Siapakah yang dipanggil Tuhan dalam ayat ini? Tuhan tidak memanggil, “Yâ ‘ibâdiyalladzîna aqâmush shalât—wahai hamba-hamba-Ku yang mendirikan salat” atau “Yâ ‘ibâdiyalladzîna ‘amilûsh shâlihât—wahai hamba-hamba-Ku yang melakukan amal saleh.” Yang dipanggil Tuhan untuk kembali ke pangkuan-Nya adalah “Yâ ‘ibâdiyalladzîna asrafu ‘alâ anfusihim—wahai hamba-hamba-Ku yang sudah melewati batas.” Yang dipanggil Tuhan adalah kita semua, yang sudah menghabiskan usia kita dalam kemaksiatan. Yang disapa Tuhan dengan penuh kasih adalah kita semua, yang sudah membebani punggung kita dengan kedurhakaan. Yang diminta Tuhan tidak banyak. Janganlah berputus asa. Dosa-dosa kita besar, tetapi lebih besar lagi ampunan Alloh. Kita tidak layak menggapai kasih sayang Tuhan, tetapi kasih sayang Tuhan sangat layak untuk mencapai kita karena kasih sayang Tuhan meliputi langit dan bumi.

Suatu ketika Nabi saw. pernah bertanya kepada para sahabatnya, "Bagaimana keadaan kalian, seandainya di antara kalian suatu saat berada di padang pasir membawa perbekalan dan unta, lalu kalian tertidur; dan ketika bangun, kalian mendapati unta dan perbekalanmu hilang?" Para sahabat menjawab, "Tentu cemas sekali, ya Rasul!" Rasulullah melanjutkan, "Di saat kalian cemas, tiba-tiba kalian lihat unta itu kembali dari tempat jauh dan menghampiri kalian dengan membawa seluruh perbekalanmu. Apa perasaan kalian?" Para sahabat kembali menjawab, "Tentu kami akan bahagia sekali."

Nabi yang mulia lalu berkata, "All
ah akan lebih bahagia lagi melihat hamba-Nya yang datang kepada-Nya daripada kebahagiaan seseorang yang kehilangan unta kemudian ia melihat untanya datang kembali kepadanya."

All
ahu Akbar! Cukup,saudaraku! Cukup! Mari kita bersihkan dosa-dosa kita dengan istighfar yang benar. Hampirilah Allah dengan penuh penyesalan. Saatnya kita bersimpuh, mengakui segala kesalahan kita dan menutupnya dengan perbuatan baik. Dalam hadis qudsi, Allah berfirman: Siapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal Aku mendekat kepadanya sehasta; siapa yang mendekat kepada-Ku sehasta Aku mendekat kepadanya sedepa. Bila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang menemuinya berlari. Gimana kalau kita menghampiri-Nya dengan berlari?

dan bagaimana jika kita menjemput jodoh dengan bertobat nasuha pdaNya?? semoga berkah harimu saudaraku.....

Kisah Nyata Gadis berumur 10 tahun bernama Bar`ah



Ini adalah kisah gadis berumur 10 tahun bernama Bar`ah, yang orangtuanya dokter dan telah pindah ke Arab Saudi untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Pada usia ini, Bar `ah menghafal seluruh Al Qur'an dengan tajweed, dia sangat cerdas dan
gurunya mengatakan bahwa dia sudah maju untuk anak seusianya.

Keluarganya kecil dan berkomitmen untuk Islam dan ajaran-ajarannya ... . hingga suatu hari ibunya mulai merasa sakit perut yang parah dan setelah beberapa kali diperiksakan diketahuilah ibu bar’ah menderita kanker, dan kanker ini sudah dalam keadaan stadium akhir/kronis.

Ibu bar’ah berfikir untuk memberitahu putrinya, terutama jika ia terbangun suatu hari dan
tidak menemukan ibunya di sampingnya ... dan inilah ucapan ibu bara’ah kepadanya "Bar`ah aku akan pergi ke surga di depan Anda, tapi aku ingin kamu selalu membaca Al-Quran dan menghafalkannya setiap hari karena Ia akan menjadi pelindungmu kelak... "

Gadis kecil itu tidak benar-benar mengerti apa yang ibunya berusaha beritahukan ,
Tapi dia mulai merasakan perubahan keadaan ibunya, terutama ketika ia mulai dipindahkan ke rumah sakit untuk waktu yang lama. Gadis kecil ini menggunakan waktu sepulang sekolahnya untuk menjenguk ibunya ke rumah sakit dan membaca Quran untuk ibunya sampai malam sampai ayahnya datang dan membawanya pulang.

Suatu hari pihak rumah sakit memberitahu ayah bar’ah bahwa kondisi istrinya itu sangat buruk dan ia perlu datang secepat dia bisa melalui telfon, sehingga ayah bar’ah menjemput Bar `ah dari sekolah dan menuju ke rumah sakit. Ketika mereka tiba di depan rumah sakit ia memintanya untuk tinggal di mobil ... sehingga ia tidak akan shock jika ibunya meninggal dunia.

Ayah keluar dari mobilnya, dengan penuh air mata di matanya, ia menyeberang jalan untuk masuk rumah sakit, tapi tiba-tiba datang sebuah mobil melaju kencang dan menabrak ayah bar’ah dan ia meninggal seketika di depan putrinya itu...tak terbayangkan ..tangis gadis kecil ini pada saat itu...!

Tragedi Bar`ah belum selesai sampai di sini... berita kematian ayahnya yang disembunyikan dari ibu bar’ah yang masih opname di rumah sakit, namun setelah lima hari semenjak kematian suaminya akhirnya ibu bar’ah meninggal dunia juga. Dan kini gadis kecil ini sendirian tanpa kedua orangtuanya , dan oleh orangtua teman-teman sekolah bar’ah memutuskan untuk mencarikan kerabatnya di Mesir, sehingga kerabatnya bisa merawatnya.

Tak berapa lama tinggal di mesir gadis kecil Bar `ah mulai mengalami nyeri mirip dengan ibunya dan oleh keluarganya ia lalu di periksakan , dan setelah beberapa kali tes di dapati bar’ah juga mengidap kanker ... tapi sungguh mencengangkan kala ia di beritahu kalau ia menderita kanker....inilah perkataan bar’ah kala itu: "Alhamdu lillah, sekarang aku akan bertemu dengan kedua orang tua saya."

Semua teman-teman dan keluarga terkejut. Gadis kecil ini sedang menghadapi musibah yang bertubi-tubi dan dia tetap sabar dan ikhlas dengan apa yang ditetapkan Allah untuknya!.....Subhanallah

Orang-orang mulai mendengar tentang Bar `ah dan ceritanya, dan Saudi memutuskan untuk mengurus nya ... ia mengirimnya ke Inggris untuk pengobatan penyakit ini.

Salah satu saluran TV Islam (Al Hafiz - The pelindung) mendapat kontak dengan gadis kecil ini dan memintanya untuk membaca Quran ... dan ini adalah suara yang indah yang di lantunkan oleh bar’ah ...

http://www.youtube.com/watch?v=NnNS9ID9Ecw
Link Bar'ah recited

Mereka menghubungi lagi Bar’ah sebelum ia pergi ke Coma(nama kota) dan dia berdoa untuk kedua orangtuanya dan menyanyikan Nasheed ...

http://www.youtube.com/watch?v=yD5S-jtxFls
Link Bar'ah Nasheed

Hari-hari terlewati dan kanker mulai menyebar di seluruh tubuhnya, para dokter memutuskan untuk mengamputasi kakinya, dan ia telah bersabar dengan apa yang ditetapkan Allah baginya ... tapi beberapa hari setelah operasi amputasi kakinya kanker sekarang menyebar ke otaknya, lalu oleh dokter memutuskan untuk melakukan operasi otak ... dan sekarang bar’ah berada di sebuah rumah sakit di Inggris menjalani perawatan

Silakan berdoa untuk Bar’ah, dan bagi saudara-saudara kita di seluruh dunia.

Video bar'ah lainnya .. .

http://www.youtube.com/watch?v=gkIO02s6Ywg
Link Bar'ah recited

Renungan



SAUDARAKU..............

Ada 4 hal yang akan dipertanyakan nanti di Alam Mahsyar.

1. UMUR kita, untuk apa usia kita dihabiskan
2. SEHAT kita, selama muda digunakan untuk apa
3. HARTA kita, darimana dihasilkan dan kemana disalurkan.....
4. ILMU kita, bagaimana kita memanfaatkan ilmu tersebut......

Rasulullah s.a.w. bersabda;

“Tidak bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia dipertanyakan tentang 4 perkara; tentang usianya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa dipergunakan, tentang hartanya dari mana didapat dan untuk apa dinafkahkan, dan tentang ilmunya untuk apa diamalkan.”
[Riwayat al-Baihaqi dan selainnya dari Mu'adz bin Jabal radhiallahu Anhu]

Wassalamu'alaikumwarohmatullohiwabarakatuh.....

Total Tayangan Halaman

Our Partners

Dewan Eksekutif Wilayah 1

FulDFK

detikhealth