Assalamualaikum wr wb ^_^
Bismillahirrohmaanirrohiim…
Tiba-tiba ter-trigger untuk membuat postingan tentang hal “pinky-pinky” yang menjalar di setiap pribadi kawula muda.
Manusiawi sekali, sangat manusiawi, kodratnya memang seperti itu. Namun,
bagaimana kita menjaga hati ini agar tidak terjajah oleh virus merah jambu
ini, bagaimana kita menjaga agar virus ini tidak menjerumuskan kita
kepada kenistaan, maksiat contohnya. Virus merah jambu ini dapat menjadi
sumber maksiat dan zina, setuju? Tapi kalau ente bisa menjaga secara
syar’i, mengerti dan mau menerapkan koridor syari’atnya, virus berbahaya
ini akan terasa syahdu dan indah, percaya?
Saya pribadi, sebagai remaja, hehehe...anak muda
lebih tepatnya, juga pernah merasakan virus ini. Merasakan bagaimana
deg-degan ketika ada Si Dia, pipi pun memerah ketika namanya disebut,
membuat grogi ketika saya diajak berbicara dan membuat
berbunga-bunga. Ingat Film Laskar Pelangi? Ketika Ikal yang suka dengan A
Ling, sepupu dari A Kiong, yang ditemuinya pertama kali di sebuah toko
kelontong bernama Toko Sinar Harapan. Padahal, dalam film ini, pertama
kali, Si Ikal hanya melihat tangannya saja ketika A Ling menyerahkan
sekotak kapur, digambarkan dengan cahaya dan bunga-bunga yang
berjatuhan, begitulah mungkin yang dirasakan oleh kita ketika merasakan
virus ini. Lucu dan menarik untuk dibahas.
Bagaimana dengan Islam, apakah Islam tidak peduli dengan kasus virus
merah jambu yang menyerang remaja muslim dan muslimah? Menurut saya,
sangat peduli. Islam mengatur
sedemikian rupa hubungan atau mu’amalah diantara umatnya, khususnya yang berbeda jenis dan bukan mahram. Pertama yang diatur tentang pandangan, Islam mengaturnya di dalam Surat An Nur ayat 30 dan 31 tentang menjaga pandangan seorang muslim dan muslimah.
sedemikian rupa hubungan atau mu’amalah diantara umatnya, khususnya yang berbeda jenis dan bukan mahram. Pertama yang diatur tentang pandangan, Islam mengaturnya di dalam Surat An Nur ayat 30 dan 31 tentang menjaga pandangan seorang muslim dan muslimah.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An Nuur [24]: 30)
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: hendaklah mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. ….” (QS. An Nuur [24]: 31)
Dari sawah turun ke kali, dari mata turun ke hati. Itulah virus merah
jambu. Pandangan mengawali bersemainya virus ini. Selanjutnya, sesudah
padangan, timbul rasa tertarik akan diikuti ingin dekat dan tahu lebih
jauh. Nah, disini ada banyak alternatif untuk dekat dengan Si Dia,
melalui ketemuan dan berduaan (berkhalwat) serta ngobrol, melalui
teman-temannya, dan melalui SMS.
Ngomongin tentang berduaan atau berkhalwat, bagaimana secara syari’at? Berdua dalam hal bukan mahram ya. Berikut hadistnya:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash bahwasanya beberapa orang dari bani Hasyim masuk (menemui) Asma ’ binti ‘Umais, lalu Abu Bakar masuk –dan tatkala itu Asma’ telah menjadi istri Abu Bakar As-Siddiq- lalu Abu Bakar melihat mereka dan ia membenci hal itu, lalu iapun menyampaikan hal itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia berkata, “Aku tidak melihat sesuatu kecuali kebaikan”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Sesungguhnya Allah telah menyatakan kesuciannya dari perkara tersebut (perkara yang jelek) ”, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di atas mimbar dan berkata, “ Setelah hari ini tidaklah boleh seorang laki-laki menemui mughibah (yaitu seorang wanita yang suaminya sedang tidak berada di rumah) kecuali bersamanya seorang laki-laki (yang lain) atau dua orang.“Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua. ”(HR. Ahmad 1/ 18, Ibnu Hibban [lihat Shahih Ibnu Hibban 1/ 436], At -Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Awshoth 2/184, dan Al-Baihaqi dalam sunannya 7/91. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah 1/792 no.430)
Ikhwahfillah. . . sebagai aktivis dakwah seringkali kita dapati diri maupun teman sendiri yang menunjukan gerak-gerik yang aneh akibat terserang VMJ (Virus Merah Jambu), kisah mereka beaneka ragam, alur ceritanya pun berbeda-beda, settingannya tetep di sebuah medan bernama “DAKWAH”. Di sana penuh cobaan, ujian, onak, duri, jurang, batu, kerikil, hingga romantisme perjuangan. Ceileh…
Mengapa Romantisme? Karena pada hentian pejalanan, di setiap sendi kehidupan, ada makhluk yang bernama insan (manusia), yang didalamnya ada segumpal daging yang disebut hati, di hati ada rasa. Rasa itu berwujud cinta. Cinta itu fitrah! Cinta itu anugerah! Jika benar menempatkannya, akan berakhir bahagia. Dan jika salah menempatkannya akan berujung malapetaka. Maka tempatkanlah cinta itu pada tempat dan haknya. Ia tidak berkeliaran pada jalur kemaksiatan (pacaran). Ia berasal dari yang fitrah, suci. Maka perlakukan cinta sesuai dengan kesuciannya.
Fenomena ini mungkin terjadi hampir di setiap medan dakwah. Baik itu ADS (Aktivis Dakwah Sekolah) ataupun ADK (Aktivis Dakwah Kampus). Pemerannya adalah ikhwan en akhwat. Keduanya adalah partner yang saling berkoordinasi dalam dakwah. Banyak sekali artikel dan buku-buku yang telah membahasnya. Seminar, dauroh, sampai kajian liqo-pun membicarakannya. Gimana kalau ikhwah jatuh cinta? Hmm… wajar tuh, fitrah kok, normal aja kali. Dari ikhwah yang militan sampai yang meletan, semua berpeluang merasakannya. Yang jelas jatuh cinta ala ikhwah gak sama dengan orang awam. Yang jelas sobat muda, jika ananda sudah mengaku sebagai ikhwah harusnya cara menyikapi VMJ ini lebih bijak dan lebih berhati-hati, lebih terkontrol, tanpa harus mengikuti dorongan nafsu dan masih dalam koridor-koridor syar’i.
Selain cara menyikapinya, cobaan dan ujian juga beda. Tentunya syaitan pengujinya juga selevel dengan kualitas yang diuji. Tapi yang namanya syaitan gak akan kehabisan akal (emang syaitan punya akal?) dia punya 1001 (bahkan beribu-ribu) cara untuk memasuki celah-celah yang menjadi peluang baginya. For example: dari hasil nguping pembicaraan manusia, syaitan dapet bocoran kalau cinta itu datangnya dari mata turun ke hati. Akhirnya ia berusaha menggoda aktivis dakwah dari matanya (pandangannya), banyak juga sih yang berjatuhan akibat ulahnya ini, Tapi godaan ini gak mempan, gak ngaruh en gak ngefek bagi aktivis yang ghodul bashar (menjaga pandangan). Kemudian syaitan dkk mengambil cara lain. Seperti kirim-kiriman surat (duh..gak jaman) maksudnya sms-smsan, chatingan, facebookan de el el. Nah dari komunikasi dunia maya itu, ada yang memberitahukan identitas diri, ada pula yang tidak, bahkan ada yang menyembunyikannya dengan berbohong. Astaghfirullah… namanya juga dunia maya, dunia gak jelas! Awalnya mungkin nanya asl-skul-kul-or –ker, dmn? Nama? Ada fb? E-mail? Sampai tukeran NO hape (waduh kok tahu nih? Pengalaman pribadi ya? Ssstt. . .^_^).
Dari sini muncul statement “ta’aruf” yang dimanupulasi sehingga gak ada bedanya dengan istilah “pacaran”. Wah itu mah malah nambah dosa saja, belum lagi buang waktu, pikiran, tenaga bahkan nyawanya terbuang gara-gara cinta yang salah. Wuidiih kalau begini mirip lagunya wali si JODI “Jomblo ditinggal mati” wkwkwk…
Jadi heran . . . sebenernya apa sih kurangnya Allah, padahal Allah telah memeberi jam-menit-detik kehidupan bagi kita, bahkan Dia yang memberi kita cinta! Lalu kenapa menempatkan manusia lain di peringkat pertama dalam cinta kita?
“Ingat Allah itu maha pencemburu, Allah tak ingin di duakan”
Namun sobat ada juga lo diantara kita yang say “NO” pada virus ini, mereka udah pasang tameng dalam pencegahan penularan virus merah jambu. Berikut penuturan dari ikhwah fillah sekalian:
Subhanallah nasehatnya bermanfaat, jadi takut terjerat virus merah jambu. Syukran ya...!!
BalasHapusMari silaturahmi dan follow blog saya
www.cahayapena.com