Assalamualaikum wr wb ^_^
Bismillahirrohmaanirrohiim…
Tiba-tiba ter-trigger untuk membuat postingan tentang hal “pinky-pinky” yang menjalar di setiap pribadi kawula muda.
Manusiawi sekali, sangat manusiawi, kodratnya memang seperti itu. Namun,
bagaimana kita menjaga hati ini agar tidak terjajah oleh virus merah jambu
ini, bagaimana kita menjaga agar virus ini tidak menjerumuskan kita
kepada kenistaan, maksiat contohnya. Virus merah jambu ini dapat menjadi
sumber maksiat dan zina, setuju? Tapi kalau ente bisa menjaga secara
syar’i, mengerti dan mau menerapkan koridor syari’atnya, virus berbahaya
ini akan terasa syahdu dan indah, percaya?
Saya pribadi, sebagai remaja, hehehe...anak muda
lebih tepatnya, juga pernah merasakan virus ini. Merasakan bagaimana
deg-degan ketika ada Si Dia, pipi pun memerah ketika namanya disebut,
membuat grogi ketika saya diajak berbicara dan membuat
berbunga-bunga. Ingat Film Laskar Pelangi? Ketika Ikal yang suka dengan A
Ling, sepupu dari A Kiong, yang ditemuinya pertama kali di sebuah toko
kelontong bernama Toko Sinar Harapan. Padahal, dalam film ini, pertama
kali, Si Ikal hanya melihat tangannya saja ketika A Ling menyerahkan
sekotak kapur, digambarkan dengan cahaya dan bunga-bunga yang
berjatuhan, begitulah mungkin yang dirasakan oleh kita ketika merasakan
virus ini. Lucu dan menarik untuk dibahas.
Bagaimana dengan Islam, apakah Islam tidak peduli dengan kasus virus
merah jambu yang menyerang remaja muslim dan muslimah? Menurut saya,
sangat peduli. Islam mengatur